Makalah Manusia dalam Perspektif Islam
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Ratmiarti, selaku Dosen mata kuliah pendidikan agama islam yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian,lapisan dan proses butting pada system operasi,jenis-jenis sistem operasi,model user interface, pengaturan proses dan peralatan pada system operasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yangmembangun.
Adapun makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama Islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa akan datang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian,lapisan dan proses butting pada system operasi,jenis-jenis sistem operasi,model user interface, pengaturan proses dan peralatan pada system operasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yangmembangun.
Adapun makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama Islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa akan datang.
Bekasi,2
Oktober 2016
Penulis
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah
yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan misterius karena semakin dikaji
semakin terungkap betapa banyak hal-hal mengenai manusia yang belum
terungkapkan. Dan dikatakan menarik karena manusia sebagai subjek sekaligus
sebagai objek kajian yang tiada henti-hentinya terus dilakukan manusia khusunya
para ilmuwan. Oleh karena itu manusia telah menjadi sasaran studi sejak dulu,
kini dan kemudian hari. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji
manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri,masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
Para ahli telah mengkaji manusia
menurut bidang studinya masing-masing, tetapi sampai sekarang para ahli belum
mencapai kata sepakat tentang manusia. Ini terbukti dari banyaknya penamaan
manusia, misalnya homo sapien ( manusia berakal ), homo economicus ( manusia
ekonomi ), yang kadang kala disebut economic animal ( binatang economi ), dan
sebagainya.
Al-Quran tidak menggolongkan
manusia kedalam kelompok binatan (animal ) selama manusia mempergunakan akal
dan karunia Tuhan lainnya. Namun, kalau manusia tidak mempergunakan akal dan
berbagai potensi pemberian Tuhan yang sangat tinggi nilainya yakni pemikiran
(rasio),kalbu,jiwa,raga, serta panca indra secara baik dan benar, ia akan
menurunkan derajatnya sendiri seperti hewan.
Manusia dalam pandangan Islam
terdiri atas dua unsur, yakni jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat
materi yang berasal dari unsur unsur saripati tanah. Sedangkan roh manusia
merupakan substansi immateri berupa ruh. Ruh yang bersifat immateri itu ada dua
daya, yaitu daya pikir (akal) yang bersifat di otak, serta daya rasa (kalbu).
Keduanya merupakan substansi dari roh manusia.
Seperti yang dinyatakan Allah didalamAl-Quran :
Artinya
:
“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. ” (QS.Al-A’raf 7:179)
Sesunguhnya manusia itu diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna dan bagus, dan
manusia diciptakan sebagai kholifah Allah di Bumi, dan telah dijadikan Bumi
seisinya untuk tunduk kepada manusia.
Allah Befirman :
Artinya :
"Sungguh
Kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna" (Q.S At-Tiin:5)
Untuk pengetahuan telah membuktikan
bahwa benar adanya jika manusia itu sebenarnya dari tanah. Tanpa adanya tanah
tidak mungkin manusia bisa tumbuh. semua makanan yang ada, pada awalnya adalah
dari tanah.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian manusia.
2.
Mengetahui kelebihan manusia dar makhluk lainnya,
fungsi dan tanggung jawab manusia dalam Islam.
3.
Mengetahui fase-fase proses penciptaan manusia
dalam islam.
4.
Mengetahui Hakekat manusia.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat yang
bisa kita ambil dari penulisan makalah yang berjudul manusia dalam perspektif
islam ini yaitu pembaca diharapkan bisa mengetahui dan mempelajari tentang
bagaimana manusia diciptakan oleh Allah SWT mulai dari sari pati tanah hingga
menjadi wujud manusia sempurna daripada makhluk ciptaan-NYA yang lain.
Makalah ini juga membahas mengenai
hakekat manusia,dengan harapan pembaca mampu mengetahui apa yang semestinya
dilakukan oleh manusia selaku khalifah dimuka bumi ini.
1.4 Rumusan Masalah
Adapaun beberapa
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain, sebagai berikut:
1. Apa pengertian manusia ?
2. Apa kelebihan manusia dar makhluk
lainnya, fungsi dan tanggung jawab manusia dalam Islam?
3. Bagaimana proses penciptaan manusia dalam islam ?
4. Apa saja fase-fase pada proses penciptaan manusia dalam islam?
5. Apa hakekat manusia menurut islam ?
BAB
II
Pembahasan
2.1 Pengertian Manusia
Pengertian manusia dapat dilihat
dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi,
manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Pengertian manusia menurut para ahli :
1. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling
mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang
memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
2. ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk
sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan
Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
3. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi
tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena
jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Dalam Al-Quran manusia dipanggil
dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam
dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang
sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai
hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan
nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah
disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai
potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia
dan akhirat.
Menurut Islam manusia itu terdiri
dari dua bagian yang membuatnya menjadi manusia sempurna, yaitu terdiri dari
Jasmani dan rohani, disamping itu manusia juga telah dikaruniai fitrah. Kita
hidup di dunia ini bisa menyaksikan sendiri ada persamaan-persamaan yang
dimiliki manusia. Seperti Cinta keadilan, kasih sayang, dan lainnya, itulah
menurut kami yang disebut fitrah.
Manusia
merupakan makhluk yang paling mulia di sisi Allah
SWT. Manusia memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang
bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda
dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu,dan sebagainya.
2.2 Kelebihan Manusia dari MakhIuk Lainnya, Fungsi
danTanggung Jawab
Manusia dalam Islam
Bertitik tolak dan rumusan singkat itu, menurut ajaran
İslam, manusia, dibandingkan dengan mahluk lain, mempunyai berbagai ciri
utamanya adalah:
1. Mahluk yang paling unik, dijadikan dalam
bentuk yang paling baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Firman Allah :
Artinya
: "sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentukyang
sebaik-baikya, (QS.At-Tin:4).
2.
Manusia
memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman kepada
Allah. Sebab sebelum ruh (ciptaan) Allah dipertemukan dengan jasad di rahim
ibunya, ruh yang berada di alam ghaib itu ditanyai Allah, sebagaimana tertera
dalam Al-Qur'an:
Artinya:"
apakah kalian mengakui Aku sebagai Tuhan kalian? (para ruh itu menjawab)
"ya, kami akui (kami saksikan) Engkau adalah Tuhan kami"). (Q.S. Al-A
'raf: 172).
Dengan pengakuan itu, sesungguhnya sejak awal dari
tempat asalnya manusia telah mengakui Tuhan, telah ber-Tuhan, berke-Tuhanan.
Pengakuan dan penyaksian bahwa Allah adalah Tuhan ruh yang ditiupkan kedalam
rahim wanita yang sedang mengandung manusia itu berarti bahwa manusia mengakui
(pula) kekuasaan Tuhan, termasuk kekuasaan Tuhan menciptakan agama untuk
pedoman hidup manusia di dunia ini.
3.
Manusia
diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam Al-Qur'an surat az-Zariyat :
Artinya:
"Tidaklah Akujadikanjin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku.
" (QS. Az-Zariyat: 56)
Mengabdi kepada Allah dapat dilakukan manusia melalui
dua jalur, jalur khusus dan jalur umum. Pengabdian melaluijalur khusus
dilaksanakan dengan melakukan ibadah khusus yaitu segala upacara pengabdian
langsung kepada Allah yang syarat-syaratnya, cara-caranya (mungkin waktu dan
tempatnya) telah ditentukan oleh Allah sendiri sedang rinciannya dijelaskan
oleh RasulNya, seperti ibadah salat, zakat, saum dan haji. Pengabdian
melaluijalur umum dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik
yang disebut amal saleh yaitu segala perbuatan positip yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan masyarakat, dilandasi dengan niat ikhlas dan bertujuan utuk
mencari keridaan Allah.
4.
Manusia
diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal itu dinyatakan Allah
dalam firrnan-Nya. Di dalam surat al-Baqarah: 30 dinyatakan bahwa Allah
menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Perkataan "menjadi
khalifah" dalam ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah menjadikan
manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya mengurus dunia denganjalan
melaksanakan segala yang diridhai-Nya di muka bumi ini (H.M. Rasjidi, 1972 :7 1
5.
Disamping
akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak.
Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi
muslim. Tetapi dengan akal dan kehendaknyajuga manusia dapat tidak percaya,
tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya,
menjadi kafir.
6.
Secara
individual manusia bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Hal ini
dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur'an :
Artinya:
"Setiap orang terikat (bertanggungjawab atas apa yang
dilakukannya."(QS. At-Thur : 21)
7. Berakhlaq. Berakhlaq adalah ciri utama
manusia dibandingkan makhluk lain. Artinya manusia adalah makhluk yang diberikan Allah kemampuan untuk membedakan yang baik
dengan yang buruk. Dalam Islam kedudukan akhlak sangat penting, ia menjadi
komponen ketiga dalam Islam. Kedudukan ini dapat dilihat di dalam sunnah Nabi
yang mengatakan bahwa beliau diutus hanyalah untuk menyempumakan akhlak manusia
yang mulia.
Tanggung jawab Manusia dalam Islam :
1.
Tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya
mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung
jawab masing-masing.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah,
ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai
makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi
dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti
anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut.
4. Tanggung
jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa
setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam
berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma
atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan
kepada negara.
5. Tanggung
jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung
jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai
macam agama.
2.3 Proses Penciptaan Manusia
Proses penciptaan manusia dijelaskan Allah SWT dalam
beberapa firman-Nya melalui berbagai fase atau tahapan. Salah satunya pada QS.
Al-Mu’minun : 12-14 :
Artinya :
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.” (QS.al-mu’minun : 12 )
“Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).” (QS.al-mu’minun : 13 )
“Kemudian
air mani itu Kami jadikansegumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kamibungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(QS.al-mu’minun : 14 )
2.4 Fase-fase Proses Penciptaan Manusia
Adapun
fase-fase proses penciptaan manusia diantaranya sebagai berikut :
1.
‘Sulalah min thin’ (saripati tanah).
Saripati tanah yang dimaksud – sebagaimana pendapat Thahir Ibn ‘Asyur – adalah zat yang diproduksi oleh alat
pencernaan yang berasal dari bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang
bersumber dari tanah, yang selanjutnya menjadi darah, kemudian berproses hingga
akhirnya menjadi sperma ketika terjadi hubungan sex.
2.
‘Nuthfah’ (air mani).
Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang
dapat membasahi. Penggunaan kata ini sejalan dengan penemuan ilmiah yang
menginformasikan bahwa pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang
mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu
dengan ovum wanita hanya satu. Itulah yang dimaksud dengan nuthfah.
3.
‘Alaqah’ (segumpal darah).
Segumpal darah adalah salah satu arti kata ‘alaqah dari dua
arti lainnya yaitu ‘sesuatu yang melayang’ dan ‘lintah’. Seorang ilmuwan
terkenal dalam bidang anatomi dan embriologi Prof. Keith Moore menyatakan bahwa
‘alaqah sebagai‘sesuatu yang melayang’ sesuai dengan
apa yang bisa dilihat pada pengikatan embrio - selama fase ini - pada rahim
ibu. Dan ‘alaqah diartikan ‘segumpal darah’ atau ‘gumpalan darah yang membeku’
karena embrio selama fase ini berkembang melalui saat-saat internal yang
diketahui seperti pembentukan darah di pembuluh tertutup sampai dengan putaran
metabolis lengkap melalui plasenta (ari-ari). Selama fase ini darah
ditangkap di dalam pembuluh tertutup sehingga embrio memperoleh penampakan
sebagai gumpalan darah beku. Sedang ‘alaqah diartikan ‘lintah’ oleh karena embrio selama fase ‘alaqah memperoleh
penampakan yang sangat mirip dengan lintah. Prof. Keith Moore menguji dengan
membandingkan lintah air yang masih segar dengan embrio pada fase ini dan
beliau menemukan kesamaan diantara keduanya.
4.
‘Mudghah’ (segumpal daging).
Mudhghah berasal dari kata madhagha yang berarti mengunyah.
Pada fase ini embrio disebut mudhghah karena bentuknya masih dalam kadar yang
kecil seukuran dengan sesuatu yang dikunyah.
5.
‘Idzam (tulang
atau kerangka).
Pada fase ini embrio mengalami perkembangan dari bentuk
sebelumnya yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka atau
tulang.
6.
Kisa al-‘idzam bil-lahm(penutupan tulang dengan daging atau otot).
Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus,
dan lahm (daging) diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan
kemajuan yang dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta
sebelum sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging
sebelum terlihat sel tulang.
7.
Insya (mewujudkan makhluk lain).
Fase ini mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan
kepada manusia yang menjadikannya berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Sesuatu
itu adalah ruh ciptaannya yang menjadikan manusia memiliki potensi yang sangat besar sehingga dapat melanjutkan evolusinya hingga mencapai
kesempurnaan makhluk.
2.5 Hakekat dan Martabat Manusia
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang
sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu
adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu
dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu
sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya
karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan
pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
1.
Makhluk
yang memiliki tenaga yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3.
Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.
Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
5.
Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.
6.
Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas.
7.
Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
8.
Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara
dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya,
yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan
tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt.
Martabat
manusia adalah sebagai berikut :
1. Marabat dan derajat manusia dibanding makhluk
lainnya ialah yang paling tinggi karena dibekali akal untuk berpikir, hati
untuk merasakan, serta nafsu atau keinginan sebagai pendorong. Bahkan manusia
diberi kemampuan untuk berbicara sesuai bahasa masing - masing.
2. Tinggi dan rendahnya martabat dan derajat
manusia tergantung masing - masing mereka dalam menggunakan akal , hati atau
perasaan serta nafsunya untuk hal - hal baik atau buruk.
3. Dengan kelebihan - kelebihan sebagai makhluk
paling sempurna tersebut maka manusia dijadikan khalifah di muka bumi
(mengelola dan memelihara alam)
BAB IV
Kesimpulan
Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika
dibandingan denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah
tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi
yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi
tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai
makhluk dan khalifah di bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Masjkoery, A. Qohar. et al. 2003. Pendidikan Agama
Islam. Jakarta:Gunadarma
Ilmu Dari Islamwiki (2009,29 januari )makalah manusia dalam pandangan islam. Diperoleh
1 Oktober
2016, dari http://islamwiki.blogspot.com/2009/01/manusia-dalam-pandangan-islam.html
Al-Quran dan terjemahan ( 2010,5 agustus )Al-Quran dan terjemahan surah al-muminun’.
Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://alqurandanterjemahan.wordpress.com/2010/08/24/surah-al-mukminun-dan-terjemaha
Ilmu dari Jafar Musaddad ( 2013,12 februari ) makalah
manusia dalam perspektif Al-Quran.Diperoleh 1 Oktober
2016, dari http://jafarmusaddad.blogspot.com/2013/02/makalah-manusia-dalam-perspektif-al.html
Dari Retmi_arti
Blog ( 2011,16 April )manusia menurut
pandangan islam. Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/retmi_arti/2011/04/16/manusia-menurut-pandangan-islam/Perspektif
Ilmu dari UG open Courseware ( 2009,4 April ) manusia dalam
perspektif. Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/pendidikan-agama-islam/manusia dalam perspektif
Al-Quran dan terjemahan ( 2010,5 agustus )Al-Quran dan terjemahan surah Al-Isra.
Diperolah 1 Oktober 2016, dari http://alqurandanterjemahan.wordpress.com/2010/08/24/surah-al-isra-dan-terjemahan/
Ilmu dari Tugasku4u ( 2011,11 Oktober) Contoh
Makalah Hakekat Manusia.
Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-islam.html
Ilmu
dari Rian Nugraha (2013,21 Oktober) MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Diperoleh 2
Oktober 2016,, dari http://nugraharian49.blogspot.co.id/2013/10/manusia-dalam-perspektif-islam.html?m=1
Ilmu
dari Mokhamin
Quela (2016,16 Juni) Hakukat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia. Diperoleh 2 Oktober 2016,
dari http://masyarakatdlmislam.blogspot.co.id/2015/06/hakikat-martabat-dan-tanggung-jawab.html
Ilmu
dari Tyo (2015,19 Maret)
Hakikat,
Martabat, dan Tanggung Jawab Manusia (INISIASI 2). Diperoleh 2 Oktober 2016, dari http://fee88isa.blogspot.co.id/2015/03/hakikat-martabat-dan-tanggung-jawab.html
0 Response to "Makalah Manusia dalam Perspektif Islam"
Posting Komentar