Makalah Manusia dalam Perspektif Islam

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah  ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Ratmiarti, selaku Dosen mata kuliah pendidikan agama islam yang telah memberikan tugas ini kepada       kami.
      Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian,lapisan dan proses butting pada system operasi,jenis-jenis sistem operasi,model user interface, pengaturan proses dan peralatan pada system operasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yangmembangun.
      Adapun makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama Islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa akan datang.


Bekasi,2 Oktober 2016


Penulis



Pendahuluan


1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan misterius karena semakin dikaji semakin terungkap betapa banyak hal-hal mengenai manusia yang belum terungkapkan. Dan dikatakan menarik karena manusia sebagai subjek sekaligus sebagai objek kajian yang tiada henti-hentinya terus dilakukan manusia khusunya para ilmuwan. Oleh karena itu manusia telah menjadi sasaran studi sejak dulu, kini dan kemudian hari. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri,masyarakat dan lingkungan hidupnya.
Para ahli telah mengkaji manusia menurut bidang studinya masing-masing, tetapi sampai sekarang para ahli belum mencapai kata sepakat tentang manusia. Ini terbukti dari banyaknya penamaan manusia, misalnya homo sapien ( manusia berakal ), homo economicus ( manusia ekonomi ), yang kadang kala disebut economic animal ( binatang economi ), dan sebagainya.
Al-Quran tidak menggolongkan manusia kedalam kelompok binatan (animal ) selama manusia mempergunakan akal dan karunia Tuhan lainnya. Namun, kalau manusia tidak mempergunakan akal dan berbagai potensi pemberian Tuhan yang sangat tinggi nilainya yakni pemikiran (rasio),kalbu,jiwa,raga, serta panca indra secara baik dan benar, ia akan menurunkan derajatnya sendiri seperti hewan.
Manusia dalam pandangan Islam terdiri atas dua unsur, yakni jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur unsur saripati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri berupa ruh. Ruh yang bersifat immateri itu ada dua daya, yaitu daya pikir (akal) yang bersifat di otak, serta daya rasa (kalbu). Keduanya merupakan substansi dari roh manusia. 
Seperti yang dinyatakan Allah didalamAl-Quran :
Artinya :
“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. ” (QS.Al-A’raf 7:179)
Sesunguhnya manusia itu diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna dan bagus, dan manusia diciptakan sebagai kholifah Allah di Bumi, dan telah dijadikan Bumi seisinya untuk tunduk kepada manusia.
Allah Befirman :
Artinya :
"Sungguh Kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna" (Q.S At-Tiin:5)
Untuk pengetahuan telah membuktikan bahwa benar adanya jika manusia itu sebenarnya dari tanah. Tanpa adanya tanah tidak mungkin manusia bisa tumbuh. semua makanan yang ada, pada awalnya adalah dari tanah.

1.2 Tujuan

1.      Mengetahui pengertian manusia.
2.      Mengetahui kelebihan manusia dar makhluk lainnya, fungsi dan tanggung jawab manusia dalam Islam.
3.      Mengetahui fase-fase proses penciptaan manusia dalam islam.
4.      Mengetahui Hakekat manusia.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat yang bisa kita ambil dari penulisan makalah yang berjudul manusia dalam perspektif islam ini yaitu pembaca diharapkan bisa mengetahui dan mempelajari tentang bagaimana manusia diciptakan oleh Allah SWT mulai dari sari pati tanah hingga menjadi wujud manusia sempurna daripada makhluk ciptaan-NYA yang lain.
Makalah ini juga membahas mengenai hakekat manusia,dengan harapan pembaca mampu mengetahui apa yang semestinya dilakukan oleh manusia selaku khalifah dimuka bumi ini.

1.4 Rumusan Masalah

Adapaun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain, sebagai berikut:
1.      Apa pengertian  manusia ?
2.      Apa kelebihan manusia dar makhluk lainnya, fungsi dan tanggung jawab manusia dalam Islam?
3.      Bagaimana proses penciptaan manusia dalam islam ?
4.      Apa saja fase-fase pada proses penciptaan manusia dalam islam?
5.      Apa hakekat manusia menurut islam ?

BAB II

Pembahasan


2.1 Pengertian Manusia

Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Pengertian manusia menurut para ahli :
1.      OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
2.      ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
3.      NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Menurut Islam manusia itu terdiri dari dua bagian yang membuatnya menjadi manusia sempurna, yaitu terdiri dari Jasmani dan rohani, disamping itu manusia juga telah dikaruniai fitrah. Kita hidup di dunia ini bisa menyaksikan sendiri ada persamaan-persamaan yang dimiliki manusia. Seperti Cinta keadilan, kasih sayang, dan lainnya, itulah menurut kami yang disebut fitrah.
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di sisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu,dan sebagainya.

2.2 Kelebihan Manusia dari MakhIuk Lainnya, Fungsi danTanggung Jawab Manusia dalam Islam

Bertitik tolak dan rumusan singkat itu, menurut ajaran İslam, manusia, dibandingkan dengan mahluk lain, mempunyai berbagai ciri utamanya adalah:
1.      Mahluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Firman Allah :
Artinya : "sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentukyang sebaik-baikya, (QS.At-Tin:4).
2.      Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman kepada Allah. Sebab sebelum ruh (ciptaan) Allah dipertemukan dengan jasad di rahim ibunya, ruh yang berada di alam ghaib itu ditanyai Allah, sebagaimana tertera dalam Al-Qur'an:
Artinya:" apakah kalian mengakui Aku sebagai Tuhan kalian? (para ruh itu menjawab) "ya, kami akui (kami saksikan) Engkau adalah Tuhan kami"). (Q.S. Al-A 'raf: 172).
Dengan pengakuan itu, sesungguhnya sejak awal dari tempat asalnya manusia telah mengakui Tuhan, telah ber-Tuhan, berke-Tuhanan. Pengakuan dan penyaksian bahwa Allah adalah Tuhan ruh yang ditiupkan kedalam rahim wanita yang sedang mengandung manusia itu berarti bahwa manusia mengakui (pula) kekuasaan Tuhan, termasuk kekuasaan Tuhan menciptakan agama untuk pedoman hidup manusia di dunia ini.
3.      Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam Al-Qur'an surat az-Zariyat :
Artinya: "Tidaklah Akujadikanjin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku. " (QS. Az-Zariyat: 56)
Mengabdi kepada Allah dapat dilakukan manusia melalui dua jalur, jalur khusus dan jalur umum. Pengabdian melaluijalur khusus dilaksanakan dengan melakukan ibadah khusus yaitu segala upacara pengabdian langsung kepada Allah yang syarat-syaratnya, cara-caranya (mungkin waktu dan tempatnya) telah ditentukan oleh Allah sendiri sedang rinciannya dijelaskan oleh RasulNya, seperti ibadah salat, zakat, saum dan haji. Pengabdian melaluijalur umum dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang disebut amal saleh yaitu segala perbuatan positip yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat, dilandasi dengan niat ikhlas dan bertujuan utuk mencari keridaan Allah.
4.      Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal itu dinyatakan Allah dalam firrnan-Nya. Di dalam surat al-Baqarah: 30 dinyatakan bahwa Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Perkataan "menjadi khalifah" dalam ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya mengurus dunia denganjalan melaksanakan segala yang diridhai-Nya di muka bumi ini (H.M. Rasjidi, 1972 :7 1
5.      Disamping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi muslim. Tetapi dengan akal dan kehendaknyajuga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya, menjadi kafir.

6.      Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur'an :
Artinya: "Setiap orang terikat (bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya."(QS. At-Thur : 21)
7.      Berakhlaq. Berakhlaq adalah ciri utama manusia dibandingkan makhluk lain. Artinya manusia adalah makhluk yang diberikan Allah kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk. Dalam Islam kedudukan akhlak sangat penting, ia menjadi komponen ketiga dalam Islam. Kedudukan ini dapat dilihat di dalam sunnah Nabi yang mengatakan bahwa beliau diutus hanyalah untuk menyempumakan akhlak manusia yang mulia.
Tanggung jawab Manusia dalam Islam :
1.      Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.
2.       Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
3.       Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
4.       Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara.
5.       Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

2.3 Proses Penciptaan Manusia

Proses penciptaan manusia dijelaskan Allah SWT dalam beberapa firman-Nya melalui berbagai fase atau tahapan. Salah satunya pada QS. Al-Mu’minun : 12-14 :
Artinya :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari  saripati (berasal) dari tanah.” (QS.al-mu’minun : 12 )
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” (QS.al-mu’minun : 13 )
“Kemudian air mani itu Kami jadikansegumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kamibungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(QS.al-mu’minun : 14 )

2.4 Fase-fase Proses Penciptaan Manusia

Adapun fase-fase proses penciptaan manusia diantaranya sebagai berikut :
1.      ‘Sulalah min thin’ (saripati tanah).
Saripati tanah yang dimaksud – sebagaimana pendapat Thahir Ibn ‘Asyur – adalah zat yang diproduksi oleh alat pencernaan yang berasal dari bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang selanjutnya menjadi darah, kemudian berproses hingga akhirnya menjadi sperma ketika terjadi hubungan sex.
2.      ‘Nuthfah’ (air mani).
Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat membasahi. Penggunaan kata ini sejalan dengan penemuan ilmiah yang menginformasikan bahwa pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita hanya satu. Itulah yang dimaksud dengan nuthfah.
3.      ‘Alaqah’ (segumpal darah).
Segumpal darah adalah salah satu arti kata ‘alaqah dari dua arti lainnya yaitu ‘sesuatu yang melayang’ dan ‘lintah’.  Seorang ilmuwan terkenal dalam bidang anatomi dan embriologi Prof. Keith Moore menyatakan bahwa ‘alaqah sebagai‘sesuatu yang melayang’ sesuai dengan apa yang bisa dilihat pada pengikatan embrio - selama fase ini - pada rahim ibu. Dan ‘alaqah diartikan ‘segumpal darah’ atau ‘gumpalan darah yang membeku’ karena embrio selama fase ini berkembang melalui saat-saat internal yang diketahui seperti pembentukan darah di pembuluh tertutup sampai dengan putaran metabolis lengkap melalui plasenta (ari-ari). Selama fase ini darah  ditangkap di dalam pembuluh tertutup sehingga embrio memperoleh penampakan sebagai gumpalan darah beku. Sedang ‘alaqah diartikan ‘lintah’ oleh karena embrio selama fase ‘alaqah memperoleh penampakan yang sangat mirip dengan lintah. Prof. Keith Moore menguji dengan membandingkan lintah air yang masih segar dengan embrio pada fase ini dan beliau menemukan kesamaan diantara keduanya.
4.      ‘Mudghah’ (segumpal daging).
Mudhghah berasal dari kata madhagha yang berarti mengunyah. Pada fase ini embrio disebut mudhghah karena bentuknya masih dalam kadar yang kecil seukuran dengan sesuatu yang dikunyah.
5.      ‘Idzam (tulang atau kerangka).
Pada fase ini embrio mengalami perkembangan dari bentuk sebelumnya yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka atau tulang.
6.      Kisa al-‘idzam bil-lahm(penutupan tulang dengan daging atau otot).
Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging) diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum terlihat sel tulang.
7.      Insya  (mewujudkan makhluk lain).
Fase ini mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia yang menjadikannya berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Sesuatu itu adalah ruh ciptaannya yang menjadikan manusia memiliki potensi yang sangat besar sehingga dapat melanjutkan evolusinya hingga mencapai kesempurnaan makhluk.

2.5 Hakekat dan Martabat Manusia

Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1.      Makhluk yang memiliki tenaga yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3.      Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.      Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6.      Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt.
Martabat manusia adalah sebagai berikut :
1.    Marabat dan derajat manusia dibanding makhluk lainnya ialah yang paling tinggi karena dibekali akal untuk berpikir, hati untuk merasakan, serta nafsu atau keinginan sebagai pendorong. Bahkan manusia diberi kemampuan untuk berbicara sesuai bahasa masing - masing.
2.    Tinggi dan rendahnya martabat dan derajat manusia tergantung masing - masing mereka dalam menggunakan akal , hati atau perasaan serta nafsunya untuk hal - hal baik atau buruk.
3.    Dengan kelebihan - kelebihan sebagai makhluk paling sempurna tersebut maka manusia dijadikan khalifah di muka bumi (mengelola dan memelihara alam)

BAB IV

Kesimpulan

Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingan denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai makhluk dan khalifah di bumi.

DAFTAR PUSTAKA

Masjkoery, A. Qohar. et al. 2003. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Gunadarma
Ilmu Dari Islamwiki (2009,29 januari )makalah manusia dalam pandangan islam. Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://islamwiki.blogspot.com/2009/01/manusia-dalam-pandangan-islam.html
Al-Quran dan terjemahan ( 2010,5 agustus )Al-Quran dan terjemahan surah al-muminun’. Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://alqurandanterjemahan.wordpress.com/2010/08/24/surah-al-mukminun-dan-terjemaha
Ilmu dari Jafar Musaddad ( 2013,12 februari ) makalah manusia dalam perspektif Al-Quran.Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://jafarmusaddad.blogspot.com/2013/02/makalah-manusia-dalam-perspektif-al.html
Dari  Retmi_arti Blog ( 2011,16 April )manusia menurut pandangan islam. Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/retmi_arti/2011/04/16/manusia-menurut-pandangan-islam/Perspektif
Ilmu dari UG open Courseware ( 2009,4 April ) manusia dalam perspektif. Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/pendidikan-agama-islam/manusia dalam perspektif
Al-Quran dan terjemahan ( 2010,5 agustus )Al-Quran dan terjemahan surah Al-Isra. Diperolah 1 Oktober 2016, dari http://alqurandanterjemahan.wordpress.com/2010/08/24/surah-al-isra-dan-terjemahan/
Ilmu dari Tugasku4u ( 2011,11 Oktober) Contoh Makalah Hakekat Manusia. Diperoleh 1 Oktober 2016, dari http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-islam.html
Ilmu dari Rian Nugraha (2013,21 Oktober) MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Diperoleh 2 Oktober 2016,, dari http://nugraharian49.blogspot.co.id/2013/10/manusia-dalam-perspektif-islam.html?m=1
Ilmu dari Mokhamin Quela (2016,16 Juni) Hakukat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia. Diperoleh 2 Oktober 2016, dari http://masyarakatdlmislam.blogspot.co.id/2015/06/hakikat-martabat-dan-tanggung-jawab.html

Ilmu dari Tyo (2015,19 Maret) Hakikat, Martabat, dan Tanggung Jawab Manusia (INISIASI 2). Diperoleh 2 Oktober 2016, dari http://fee88isa.blogspot.co.id/2015/03/hakikat-martabat-dan-tanggung-jawab.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Manusia dalam Perspektif Islam"

Posting Komentar